Program ini berupaya untuk pelestarian budaya melalui ide-ide kreatif yang menjadikan pembelajaran seni tari lebih bermakna dan menarik. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), hal tersebut diaktualisasikan melalui Program TARILEGOM. Tim PKM-PM ini terdiri atas I Gede Febry Suka Wirya Artha sebagai ketua, dengan anggota Aziz Zulkifli Rahman dari Jurusan Ekonomi dan Akuntansi Fakultas Ekonomi; I Gede Wendy Ary Nugraha dari Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan; serta Luh Putu Devikayana dan Ketut Andri Amartika Piscayani dari Jurusan Bahasa Asing Fakultas Bahasa dan Seni. Dosen pendamping dalam program ini adalah Putu Riesty Masdiantini, S.E., M.Si., dari Fakultas Ekonomi.
Program ini terinspirasi dari sebuah desa bernama desa Menyali yang memiliki beberapa kesenian salah satunya tari Legong Pengeleb. Tari Legong Pengeleb adalah salah satu tarian khas Bali, yang termasuk dalam jenis tarian kekebyaran yang berasal dari Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Diciptakan pada tahun 1934 oleh seniman Cening Winten bersama Gong Kebyar Dangin Enjung, tarian ini menyajikan keindahan dan filosofi dengan menggambarkan suasana kegembiraan perempuan. Ekspresinya mencerminkan kebahagiaan, sukacita, dan keagresifan, menciptakan karya seni yang menghadirkan makna mendalam.
Namun, tarian ini perlahan menghilang karena tidak adanya upaya regenerasi yang berkelanjutan. Truni STT menghadapi kendala dalam belajar menarikan tarian tersebut karena minimnya pelatihan yang tersedia untuk tari Legong Pengeleb. Akibatnya, tarian ini terlupakan dan terlalu minimnya perhatian truni-truni STT terhadap tari Legong Pengeleb, yang merupakan tarian asli Desa Menyali. TARILEGOM adalah program regenerasi tari Legong Pengeleb dengan melatih dan mengkader pewaris baru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan minat Truni STT dalam mempelajari tari Legong Pengeleb guna melestarikan warisan budaya ini
Sehingga, adanya usulan program kepada Truni STT dalam mempelajari tari Legong Pengeleb dapat mengupayakan terciptanya regenerasi baru secara berkelanjutan. Program ini diikuti oleh 10 orang truni STT Dharma Sanggraha yang dilaksanakan selama 4 bulan dengan seluruh kegiatan direncanakan berlangsung secara luring melalui 3 tahapan, yaitu Pengeleb satu, Pengeleb dua, dan Pengeleb tiga. Tempat pelaksanaan Program TARILEGOM terletak di Banjar Paninjoan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan dalam program ini adalah drill and practice, dimana para truni dilatih secara intensif dan berulang-ulang untuk menguasai setiap gerakan Tari Legong Pengeleb serta melibatkan audio gamelan tari legong pengeleb untuk mendukung latihan secara berulang-ulang. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap truni mendapatkan penguasaan teknik tari yang solid dan dapat menampilkan Tari Legong Pengeleb dengan baik.
Upaya pelestarian Tari Legong Pengeleb ini sejalan dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan Dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang bertujuan untuk memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali, khususnya seni tari tradisional. Sehingga, tim pelaksana mengharapkan dengan adanya program TARILEGOM ini dapat membentuk kaderisasi terbaru terkait tari Legong Pengeleb, agar terjadi proses regenerasi yang akan membuat tarian ini kembali hidup dan berbaur dengan kesenian tari lainnya