Singaraja-18 Maret 2025. Rapat Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan dan menetapkan program kerja organisasi yang dijalankan oleh kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Masa Bakti 2025/2026. Program yang dirancang ini, dibuat untuk menciptakan ruang bagi pengembangan diri, peningkatan keterampilan, dan kesempatan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan Fakultas Ekonomi dan mahasiswa. Tema kegiatan Rapat Kerja BEM FE Tahun 2024 adalah: “Collaboration In Harmony”, dengan rasional untuk membangun kolaborasi harmoni antara seluruh stakeholder yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi guna mencapai perubahan positif yang didukung oleh adanya inovasi baru dalam mengoptimalkan prestasi melalui rapat kerja yang penuh makna.
Kegiatan Rapat Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa 2025 dihadiri oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi, Pembimbing Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi, Ketua HMJ Ekonomi dan Akuntansi, serta Ketua HMJ Manajemen. Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Dr. I Nengah Suarmanayasa. S.E., M.Si. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi. Beliau menyampaikan bahwa organisasi mahasiswa berperan sebagai wadah pengembangan diri bagi setiap mahasiswa. Melalui organisasi ini, mahasiswa dapat mengasah keterampilan kepemimpinan, memperluas wawasan, dan tempat untuk belajar. Program kerja yang disusun ini merupakan media pembelajaran. Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai wadah yang positif dapat menjawab segala tantangan yang masih ada yakni, kurangnya partisipasi mahasiswa, kurangnya prestasi mahasiswa, dan menaikkan martabat bidang kemahasiswaan.
“Sebagai pemimpin, tugas kita tidak hanya sekadar memimpin, tetapi juga belajar untuk dipimpin.” Kepemimpinan sejati melibatkan kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan menerima masukan dari orang lain. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu berkolaborasi, menghargai pandangan tim, dan bersedia untuk tumbuh bersama. Dalam proses ini, kita tidak hanya membimbing orang lain, tetapi juga membuka diri untuk belajar dari pengalaman dan perspektif mereka. Dengan demikian, kepemimpinan menjadi sebuah perjalanan timbal balik yang memperkuat hubungan dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan produktif.





